Friday, February 27, 2009

INTELEKTUAL BLANGKON

Dari segi filosofi blangkon adalah budaya jawa yang mengajarkan ilmu rasa rumangsa, mengasah kepekaan atau kewaskitaan. Melalui blangkon, manusia diajari untuk senantiasa menata diri (tahu diri). Sebab sedemikian halusnya rasa teguran langsung atau tidak langsung (teradap pelanggaran norma etika). Orang jawa tidaklah sampai hati melakukan teguran langsung kepada orang yang berbuat salah atau melanggar peraturan. Itulah gambaran dari intelektual budaya jawa demi menghindari kemungkinan konflik atau ketidaksenangan.

Selain watak sinkretisme yang tinggi, intelektual blangkon dan atribut-atribut lain budaya jawa adalah produk olah pikir dan rasa dari pujangga-pujangga jawa masyur seperti Jayabaya dan Ronggowarsito. Mereka membuka mata budaya jawa dengan karya-karya sastra, memberikan gambaran masa mendatang kehidupan sosial, moral dengan kejadian-kejadian alamnya yang bermuara pada sebutan ramalan.
Salah satu ramalan yang cukup populer hingga kini adalah ramalan mengenai adanya zaman kalabendu (jaman amburadul) dan zaman edan (jaman yang semuanya serba edan).

2 comments:

  1. hehe, kmug juga pake blangkon yagh???eh, kang..tambahin emoticon donk d'kotak komentar....

    ReplyDelete
  2. Apa yang bisa dipetik dari sikap orang jawa itu?. Ialah sikap plintat-plintut atau hanya berani di belakang, orang jaw itu suka kasak-kusuk, dalam dunia kerja, atau bisnis, yang menguraikan derajat pimpinan dan bawahan, majikan dan pembantu, org jawa itu kalau didepan saja tunduk dan patuh, tetapi dibelakangnya senang ngrumpi. Sikap itu seperti cara orang pakai blangkon yang pentolannya mesti ada di belakag, itu menandakan kalau didepan saja mereka akan sering mengeluh, keris juga seperti itu, selalu dipakai di belakang, sebab orang jawa itu kalau tidak senang dengan seseorang tidak akan diperlihatkan langsung tapi akan ditelikungnya dari belakang).

    ReplyDelete

Silahkan anda berkomentar dengan benar, jujur dan sopan